Home » , » JANTUNG [itu] hatiku …

JANTUNG [itu] hatiku …

Written By BAGUS herwindro on Jun 5, 2013 | June 05, 2013

Anak itu amanah~tititpan yang di dalamnya berarti juga rejeki~investasi meski selagi mereka belum berakal berarti juga asset.

Ah… tapi bukan itu maksud saya.

Teringat dulu waktu pertama kali ada tanda-tanda diamanahi Gusti Allah seorang anak, yang jelas tentunya ada perasaan syukur, namun juga deg-degan sebab belum pernah punya pengalaman tentang itu.

Saya periksakan kehamilan ke bagian Poli Hamil di sebuah rumah sakit, baru saja mendaftar sudah ditolak tanpa dimasak [mentah-mentah]. Apa sebab ? Sebab saya lelaki… he… he… he…

Tetapi bukan itu juga yang saya maksud.

Begini saat kehamilan sudah merupakan suatu yang positif, maka memeriksakan kehamilan adalah sangat perlu, tinggal pilih, mau periksa ke bidan atau ke rumah sakit tentunya di poli hamil ataukah ke tempat prektek pribadi dokter spesialis kandungan.

Beda tarif, beda pula alat yang digunakan. Kalau saat ini sih sudah umum memeriksa kondisi janin dengan menggunakan alat USG yang 3 Dimensi, langsung kelihatan semuanya. Namun sebelum semua alat medis elektronik itu digunakan, ada satu alat konvensional sederhana yang selalu bisa ditemui dipakai oleh seorang bidan yang bentuknya sepertu sebuah gelas kerucut, terbuat dari kayu atau aluminium, namanya Fundoscope Stetoskop, yang digunakan untuk mengetahui detak jantung janin secara konvensional. Detak jantung janin itulah yang pertama kali dideteksi keberadaannya.

Itu yang saya maksud.

Jantung lebih dahulu terbentuk sempurna sebelum terbentuknya otak. Jantung memiliki kecerdasannya sendiri dan tentunya berlipat kali lebih cerdas dibandingkan otak. Vibrasi elektromagnetik jantung 5.000 (lima ribu) kali lebih kuat bila dibandingkan dengan otak.

Detak jantung janin selalu sinkron dengan detak jantung sang ibu dan mungkin karena itulah perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh apa yang diistilahkan secara umum sebagai “suasana hati” atau perasaan ibundanya, sebab perubahan perasaan sang ibu tentunya akan mengubah pola ritme detak jantung sang ibu sekaligus memori tentang perasaan itu terekam kuat di jantung dan itu sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya.

Maka tak heran kalau terlahir putra-putri yang hebat dari para orang tua yang ritme detak jantungnya selalu terjaga dengan iringan dzikir kepada Gusti Allah bahkan sejak mula pertama benih itu ditaburkan, sebab saat itulah hakiki awal mula terbentuknya generasi baru. Begitulah yang dicontohkan para Guru Mulia. Kehidupannya, sepenuhnya pengabdian kepada Gusti Allah, sepenuhnya hadir di hadapanNya dengan jantung yang terus berdetak beriring dzikir mengingat Allah.

Hardware dan software

Segumpal darah ~ jantung, itu hardware sebab terletak pada wilayah materi, yaitu jazad kita. Softwarenya terletak di wilayah ruhani yaitu qalbu kita atau yang biasa disebut sebagai hati.

Sebagai hardware, tentunya pada jantung sudah terinstal memori dasar sebagaimana setiap mesin computer yang terdapat BIOS di dalamnya. Kira-kira selain data untuk otonomi jantung itu sendiri, tentunya terdapat pula data awal tentang keterhubungan dengan kehidupan secara keseluruhan yang nantinya dengan software qalbu / hati itu dikhususkan untuk media komunikasi / memproses data yang inputnya bisa dari mana pun namun outputnya pada akhirnya harus untuk dan menuju Gusti Allah, meski tak serta merta, sebab untuk menuju hal yang demikian itu manusia biasanya menyusuri jalan panjang dalam qalbu / hatinya. Untuk output yang selain tersebut, maka hal itu bisa diartikan bahwa qalbu / hati ini terkena serangan virus, terdegradasi ke wilayah jazad dan tentunya itulah awal mula timbulnya setiap permasalahan.

Qalbu / hati yang dalam perjalanannya dari, untuk dan menuju Gusti Allah akan terekspresikan dalam prilaku atau akhlaq yang mulia yang di antaranya seperti sabar, syukur dan rela dengan pancaran atau vibrasi perasaan yang tenang, tenteram dan bahagia. Pada akhirnya qalbu / hati tersebut akan lebur dalam Gusti Allah, terbakar dalam katresnan sejati / cinta sejatiNya.

Namun sebaliknya, saat perjalanan manusia dalam hatinya tidak dari, untuk dan menuju Gusti Allah dalam kata lain hatinya dipenuhi dengan benda-benda / materi yang diam-diam dituhankannya, maka biasanya akan terekspresikan dalam prilaku atau akhlaq yang tercela seperti di antaranya tamak, bakhil, ujub dan riya, yang tentu saja dengan pancaran atau vibrasi persaaan yang jauh dari tenang, jauh dari tenteran dan jauh dari bahagia. Galau tingkat dewa, :D.

Rekam jejak

Maka, apapun ekspresi akhlaq yang terpancar dari hati, termasuk vibrasi perasaan yang menyertai akan terekam secara fisik di memori jantung.

Untuk itulah para Guru Mulia senantiasa mendidik, mengingatkan dan melatih manusia untuk mengiringi berdetaknya jantung dengan kesadaran pada Gusti Allah, agar selalu waspada saat akhlaq tergoda untuk tak mulia, agar selalu waspada saat perasaan terpancing untuk mulai galau dan agar selalu waspada pula menghapus rekam jejak yang kurang baik pada memori jantung dengan memasukkan memori kesadaran pada Gusti Allah.

Rekam jejak yang baik akan membaikkan kehidupan kita, pun demikian sebaliknya.

Rekam jejak yang baik sangat bermanfaat dalam upaya kita menyempurnakan ikhtiar. Memunculkan kembali vibrasi perasaan yang baik seperti ketenangan, ketenteraman dan kebahagian biasanya merupakan pertanda akan wujudnya kembali ahal-hal yang bisa menyebabkan kita merasa tenang, tenteram dan bahagia.

Berdoa dengan vibrasi perasaan penuh kebahagian, biasanya merupakan pertanda terijabahnya doa.

Saat tubuh sakit pun biasa terbantu dengan mengakses memori baik yang terekam di jantung. Bisa dicoba, saat sakit terasa menggigit, sentuhlah bagian jantung dengan ujung-ujung jari atu telapak tangan dan ingatlah hal-hal yang paling membahagiakan sampai dapat benar-benar merasakan kebahagiaan itu, lalu lihatlah apa yang terjadi.

Komunikasi

Semua makhluk memiliki hati. Apa yang dari hati akan sampai pula di hati. Maka sebenarnya manusia mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan seluruh makhluk meski tanpa suara dan tanpa kata, sebab komunikasi dilakukan dengan pertukaran data melalu frekuensi masing-masing hati yang beresonansi.

Maka tak heran pula saat seseorang sedang galau tingkat dewa dan kemudian dia merelakan diri untuk hadir atau menghubungkan diri dengan para Guru Mulia atau mereka yang terjaga hatinya, mulia akhlaqnya dan bahagia perasaannya, maka tiba-tiba saja seakan semua beban yang menindihnya telah lenyap walau kenyataannya belum ada solusi. Ritme jantung fisiknya akan meresonansi jantung para Guru Mulia itu sekaligus menerima transferan data kejernihan hati, kemuliaan akhlaq dan kebahagiaan perasaan. Itulah nanti yang akan menjadi bekalnya melangkah ke depan, tentu saja semua juga tergantung pada dirinya sendiri, ma uterus melangkah ke depan atau malah diam-diam menikmati kegalauannya sendiri.

Utamanya

Qalbu / hati menjadi jalan panjang manusia menuju titik akhir kehidupannya. Hati harus ditata, agar nantinya hatilah yang menata kehidupan kita.

Melaluinya harus sendiri tanpa membawa benda-benda, agar qalbu / hati tak terdegradasi ke wilayah materi hingga menyebabkan ia takut dengan berbagai keterbatasan, ketidakenakan dan ketaknyamanan.

Melaluinya harus dengan sambil membakar segala benda yang sempat masuk di dalamnya. Membakar dengan api cinta kepadaNya, agar cintaNya berjejak keberanian, optimisme, permaafan, pemahaman, welas~asih, kedamaian, ketenangan, kebahagian dan berpuncak pada pengenalan terhadapNya.

Semoga

Semoga Gusti Allah selalu mengingat saya dan Panjenengan, agar saya dan Panjenengan pun dimampukan mengingatnya, sehingga dimampukan pula merespon setiap detik kehidupan yang ditakdirkanNya dengan akhlaq sabar, syukur dan ridho sehingga pula dimampukan memancarkan vibrasi ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan. Aamiin.


JANTUNG [itu] hatiku … kira-kira begitu.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger